Rabu, 10 November 2010

Bernafas Dalam Lumpur Jilid II

Kembali diingatkan ini bukan judul sebuah film Indonesia yang pernah popular di tahun 70-an, tetapi tragedi yang kembali terjadi, kali ini di beberapa tempat diwilayah di Indonesia, sebuah tragedi yang membuat kita tersentak dan membuat bumi pertiwi kembali mengucurkan air mata, peristiwa yang merengut korban jiwa dan memusnahkan harta benda। Banjir di Wasior Papua barat, Senin 04 Oktober 2010, yang menimbulkan korban jiwa dan harta, letusan gunung merapi di Yogyakarta, yang sampai sekarang masih belum jelas statusnya, dan bencana di kepulauan Mentawai।

Membicarakan beragam bencana seperti saat ini bisa jadi sesuatu yang sangat menyedihkan dan memilukan akan tetapi ini tidak hanya untuk diratapi tapi harus menjadi sebuah perenungan..

Alam adalah sebuah anugerah Tuhan yang sangat bernilai kepada seluruh makhluk yang ada dimuka bumi ini. Alam dengan segala isinya adalah sumber kehidupan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia dapat bertahan hidup tanpa listrik, alat – alat elektronik, tetapi tidak akan bertahan tanpa kemurahan alam..

Alam dengan segala kemurahan dan kelebihannya dapat berbalik menjadi sumber bencana apabila kita tidak memeliharanya secara bersahabat, apalagi dalam penggunannya tidak secara rasional dan tidak memperhatikan faktor – faktor lain yang menyebabkan alam menjadi sebuah sumber bencana bagi manusia. Pemanfaatan alam sebagai bahan perumahan ,industri ataupun apa saja kalau tidak dikelola dengan bersahabat maka dia (alam) akan menjadi lawan yang menakutkan.

Terlepas dari segala macam kesedihan, atau komentar tindakan – tindakan pemerintah yang dianggap lamban, kita patut meluangkan waktu sejenak melakukan perenungan, ada apa gerangan negara kita (Indonesia) sepertinya tidak henti hentinya dihantam badai bencana. Akhirnya, air memainkan peranan penting bagi kehidupan makhluk hidup dimuka bumi ini.

Kalau mendengar atau membaca cerita – cerita kejadian bencana pada masa lampau, kebanyakan penyebabnya dikarenakan salah satunya adalah faktor kelupaan manusia terhadap perintah dan larangannya, bisa jadi gara – gara segala macam persoalan negara yang notebene adalah persoalan rakyat yang tidak diselesaikan dengan adil dan bijaksana, bisa jadi semakina maraknya pola kehidupan yang tidak beraturan (perselingkuhan, perkosaaan, pembunuhan dsb), bisa jadi gara – gara pertengkaran elite politik yang berebut kue kekuasaan, dan bisa jadi gara – gara apasaja

Mudah – mudahan setelah peristiwa ini kita akan kembali dan akan selalu ingat untuk menjalankan perintahnya dan meninggalkan larangannya, kembali tidak melupakan bahwa kita adalah saudara, kembali tidak melupakan bahwa segala apapun (harta, nyawa, maupun jabatan dsb) itu hanyalah sebuah titipan belaka, yang kapan saja dapat diambil oleh Dia yang maha punya Kuasa. semuanya kembali kepada kita. Kitalah yang sebenarnya jawaban dan solusinya..

Pelaihari, Nopember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar